George Michael Mati Akibat Terserang Penyakit Jantung, Kabar duka datang dari dunia hiburan akibat gangguan serangan jantung.
Sehari setelah kematian mendadak ikon pop George Michael, banyak penggemarnya yang bertanya-tanya bagaimana penyanyi 53 tahun ini mendadak meninggal dunia karena serangan jantung.
Dikonfirmasi oleh humas George Michael, yang berbasis di London pada hari Natal, Michael meninggal dalam tidurnya akibat gagal jantung. Untuk diketahui, gagal jantung yang disebut juga gagal jantung kongestif terjadi ketika otot jantung seseorang tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya.
Beberapa kondisi kesehatan yang terkait dengan penyakit gagal jantung, menurut para ahli di Mayo Clinic, termasuk penyakit arteri koroner (ketika arteri di jantung sempit sehingga memotong suplai darah), tekanan darah tinggi, obesitas dan diabetes.
Dikutip dari laman CBSNews, Selasa (27/12/2016), Michael memiliki riwayat kesehatan. Pada 2011, ia dirawat di rumah sakit dengan pertarungan hidup yang mengancam jiwanya karena diserang penumonia atau penyakit radang paru. Pada saat itu, ia mengucapkan terimakasih pada staf di Rumah Sakit Umum Wina karena telah memberikan perawatan intensif terhadap dirinya sehingga ia tetap hidup.
Sementara, sejak kematiannya pada 25 Desember 2016, rincian penyebab kematiannya belum terungkap secara terbuka. Yang cenderung muncul dari penyebab kematiannya adalah serangan jantung.
Dari penelitian selama ini memang menunjukkan lima persen kematian akibat penyakit jantung lebih mungkin menyerang sekitar Natal dan Tahun Baru. Hal itu dapat disebabkan karena faktor kelebihan makanan, minuman mengandung alkohol, stres dan kurang berolahraga sepanjang liburan.
Perilaku ini sangat berisiko bagi orang-orang dengan tekanan darah tinggi, faktor risiko utama untuk serangan jantung dan stroke.
Menurut Direktur Medis dari Cardiac Rehabilitation and Prevention and director of the Exercise Laboratories at the Ochsner Clinical School di New Orleans, Dr Chip Lavie, dalam kasus seperti yang dialami George Michael, akan sulit untuk mengetahui apa yang terjadi, kecuali dilakukan otopsi.
"Penyebab yang mungkin dapat mencakup sejumlah isu yakni gangguan irama jantung fatal, aneurisma pecah, emboli paru, Lavie, yang tidak terlibat dalam pengobatan Michael," ujarnya.
Selama karir Michael sebelumnya, penggunaan narkoba Michael dan perilaku seksualnya yang berisiko menghiasi media massa. Setelah bertahun-tahun menghindari ketertarikan seksualnya, akhirnya Michael menyampaikan secara terbuka ke masyarakat bahwa ia memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis atau homoseksual.
Michael juga mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan GQ 2004 bahwa mantan pacarnya telah meninggal pada tahun 1993 dari sebuah pendarahan otak terkait AIDS.
"Terkait HIV masalah kesehatan atau overdosis obat juga dapat berpotensi menyebabkan gagal jantung," kata Lavie.
Namun Lavie menegaskan bahwa ia bukanlah tim medis atau pun pihak yang memiliki informasi kesehatan pribadi Michael.
Kematian mendadak akibat gagal jantung juga dipertanyakan Dr. Dan Bensimhon, Direktur Medis dari the Advanced Heart Failure & Mechanical Circulatory Support Program at Cone Health System in Greensboro, North Carolina.
"Sangat sedikit hal menyebabkan orang sehat meninggal tiba-tiba. Saya menduga dia mungkin memiliki masalah kesehatan yang mendasari secara serius yang menyebabkan masalah jantung akut," kata Bensimhon, yang juga tidak memiliki keterlibatan dalam kasus Michael.
Menurutnya, gagal jantung progresif memiliki proses dengan gejala sesak nafas, kelemahan dan bengkak.
"Yang mengatakan, orang-orang dengan hati yang lemah yang menyebabkan gagal jantung cenderung untuk irama jantung yang berbahaya yang dapat membunuh mereka dengan tiba-tiba dan itulah sebabnya kita menempatkan defibrillator implan (ICD) pada pasien ini. Saya menduga pengumuman bahwa ia meninggal karena gagal jantung bukanlah cerita lengkap," ujar Bensimhon.
Apalagi mengingat usia Michael yang tergolong muda, kondisi ini menjadi tidak biasa. Insiden meningkatnya gagal jantung seiring dengan bertambahnya usia dan sebagian besar, menurut Bensimhon, terjadi pada orang di atas 60 tahun. Kendati demikian, orang usia muda juga dapat mengalami serangan gagal jantung karena berbagai virus dan penyebab lainnya.
"Gejala-gejala dapat berbahaya di awal, termasuk kelelahan progresif, batuk dan sesak napas dan sering orang tidak terdiagnosis sampai mereka memiliki disfungsi jantung yang sangat canggih dan berakhir di rumah sakit," kata Bensimhon.
Menurutnya, ada obat-obatan dan perawatan lain yang dapat mengurangi gejala dan memperpanjang kehidupan orang-orang yang mengalami gagal jantung.
Untuk mengurangi dan membantu mencegah gagal jantung, para ahli menyarankan untuk berolahraga, makan diet rendah natrium, menjaga berat badan yang sehat dan mengelola stres.